selamat datang di blogger triz_11

Selasa, 15 Desember 2009

Seks Bebas, Narkoba Dan HIV/AIDS

Menurut dr Boyke Dian Nugroho, SpOG MARS jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia saat ini mencapai 500-600 ribu orang dimana 40% diantaranya remaja berusia 15-10 tahun. Ada dua penyebab utama terjadinya percepatan penularan HIV/AIDS yaitu perilaku seks bebas (30%) dan peredaran narkoba terutama yang menggunakan jarum suntik (50%). Dengan demikian Indonesia memungkinkan jadi episentrum HIV/AIDS. Di Malang raya sendiri hingga menjelang Desember 2007, tercatat 17 dari 65 penderita HIV/AIDS meninggal dunia. Menurut ketua Sekretaris tetap Komisi Pemberantasan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Malang, sejak ditemukannya kasus AIDS pada tahun 1991 tercatat secara kumulatif mencapai 221 orang dan 61 diantaranya meninggal dunia.
Menyimak perkembangan dan peredaran narkotika, psikotropika dan bahan-bahan aktif lainnya, Badan Narkotika Nasional mengatakan tahun 2003 hampir 10 juta telah menjadi korban barang haram ini. Kenapa dampak terbesar terjadi pada remaja?. Hal ini tidak terlepas dari secara kejiwaan remaja memang mengalami fase ketidakstabilan emosional. Sifat agresifitas yang tinggi, seringnya mengambil tindakan cepat tanpa pertimbangan matang ikut menunjang mudahnya remaja terjerumus pada lingkungan negatif. Ketika remaja menghadapi realitas hidup sering mengalami kebingungan akibat kelemahan prinsip hidup dan keterbatasan bekal hidup yang dimiliki. Kondisi lingkungan keluarga dan masyarakat yang maladaptif menjadikan remaja lebih aman bersama teman-temannya dan tinggal di luar rumah dari pada bercengkrama dengan keluarga di rumah. Lingkungan negatif inilah yang rentan membawa remaja kepada pergaulan bebas , seks bebas , narkoba, dan tertularnya penyakit HIV/AIDS.
Orangtua mana yang tak bergidik mengetahui data tentang perilaku seks bebas remaja Indonesia masa kini dibawah ini. Seks bebas sungguh telah menjadi hal biasa! Bagaimana cara menangkalnya? Penelitian di pelbagai negara menemukan bahwa anak remaja akan terhindar dari keterlibatan dengan seks bebas, jika mereka dapat membicarakan masalah seks dengan orang tuan. Artinya, orang tua harus menjadi pendidik seksualitas bagi anak-anaknya! Telah siapkah kita, para orangtua menjadi pendidik seksualitas bagi anak-anak kita? Bagaimana meluweskan lidah kita agar tak kelu ketika harus bicara saru dengan anak-anak kita?

SEKS BEBAS
Timbulnya Seks Bebas merupakan salah satu dampak negatif dari:
- Kurangnya pendidikan Seks pada anak-anak
- Penyebaran film-film porno yang makin merajalela, yang hingga kini sudah merambah dalam “genggaman tangan’ (Handphone).
Dampak negatif lainnya seperti pelecehan seksual, perilaku seks menyimpang, penyebaran HIV/AIDS.
Akibat perilaku Seks Bebas
- Hamil diluar nikah dan tingginya angka pengguguran kandungan.
- Penyakit Menular Seksual misalnya Siphilis, Gonorrhea, AIDS dan sebagainya.

HIV dan AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat didalam cairan tubuh seseorang yang telah terinfeksi seperti didalam darah, air mani atau cairan vagina. Penderita HIV, Walaupun tampak sehat, mereka dapat menularkan HIV pada orang lain melalui hubungan seks yang tidak aman, transfusi darah atau pemakaian jarum suntik secara bergantian.
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan berbagai gejala menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular oleh berbagai macam penyakit, karena sistem kekebalan didalam tubuhnya telah menurun.
Sampai sekarang belum ada obat yang dapat menyembuhkan AIDS.

HIV dapat ditularkan melalui:
1. Seks (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindung dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
2. Jarum suntik yang dipakai secara bergantian.
3. Tranfusi Darah yang mengandung HIV.
4. Ibu hamil mengidap HIV kepada bayi yang dikandungnya.
HIV tidak ditularkan melalui jabatan tangan, sentuhan, ciuman, pelukan, menggunakan peralatan makan/minum, gigitan nyamuk, memakai jamban yang sama atau tinggal serumah.
Orang yang terinfeksi oleh HIV dalam waktu 5 sampai 10 tahun tidak menimbulkan gejala-gejala khusus. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala seperti berikut :
- Kehilangan berat badan secara drastis.
- Diare yang berkelanjutan.
- Pembengkakan pada leher dan/atau ketiak.
- Batuk terus menerus.

Komplikasi AIDS
Mudah terkena infeksi/ sakit, misalnya:
- TBC.
- Jamur: Candidosis.
- Virus Citomegalo virus (CMV), Hepatitis, Herpes, HPV (Human papillomavirus).
- Parasit: Toxoplasma.
- Kanker.

DAMPAK DARI MEMAKAY NARKOBA
Secara umum, efek obat-obat narkotik/opioid antara lain ;
1. Menurunkan rasa nyeri.
2. Ngantuk.
3. Menghilangkan konflik dan kecemasan.
4. Meningkatkan suasana hati: gembira, santai, menyenangkan (efek euforia).
5. Menghambat pusat respirasi dan batuk (efek depresi napas dan antitusif).
6. Menimbulkan mual-muntah (efek emetik), tapi pada akhirnya menghambamuntah
7. Penyempitan pupil mata (efek miotik).
8. Menunjukkan perkembangan toleransi dan ketergantungan dengan pemberian dosis yang berkepanjangan.

Efek Samping
Efek ini umumnya terjadi beberapa saat setelah digunakan, pada sistema pernafasan berupa depresi pernafasan, yang sering fatal dan menyebabkan kematian. Penyempitan saluran pernafasan, oleh karena itu akan memperparah penderita asma. Sedangkan pada sistema urinarius, morfin dapat menyebabkan kesulitan kencing.
Penyalahgunaan.
Penyalahgunaan narkotika merupakan suatu pola penggunaan zat yang bersifat patologik paling sedikit satu bulan lamanya. berbagai gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat dikelompokkan dalam berbagai keadaan klinis, seperti intoksikasi akut, sindroma ketergantungan, sindroma putus obat, dan gangguan mental serta perilaku lainnya.
Sindroma putus obat adalah sekumpulan gejala klinis yang terjadi sebagai akibat menghentikan zat atau mengurangi dosis obat yang persisten digunakan sebelumnya. Di kalangan pemakai biasa dinamakan “sakau”, dan untuk mengatasinya pecandu berusaha mendapatkan obat walaupun dengan cara merugikan orang lain seperti melakukan tindakan kriminal.
Mengenali Gejala kelebihan dosis :
Pupil mata sangat kecil (pinpoint), pernafasan satu- satu dan coma (tiga gejala klasik). Bila sangat hebat, dapat terjadi pelebaran pupil. Sering disertai juga nausea (mual). Kadang-kadang timbul edema paru (paru-paru basah).
Gejala–gejala Putus obat :
Nyeri otot dan tulang, nyeri kepala, sulit tidur (insomnia). Bila pemakaian dosis sangat banyak (Overdosis) dapat terjadi kejang dan koma, keluar airmata terus menerus (lakrimasi), keluar air dari hidung (rhinorhea), berkeringat banyak, pupil dilatasi, tekanan darah meninggi, nadi bertambah cepat, suhu tubuh naik tinggi, gelisah dan cemas, gemetar, kadang-kadang muncul gangguan mental.
Bentuk sediaan NAPZA:
1. Bubuk atau serbuk putih dan mudah larut dalam air.
2. Cairan putih disimpan dalam ampul atau botol, pemakaiannya dengan jalan menyuntik.
3. Batangan, bentuk balok-balok kecil dengan ukuran dan warna yang berbeda-beda.
4. Tablet kecil putih.

1 komentar:

Yulie Rizki Utami mengatakan...

trisna, mnrt lo lbh rawan mna antara seks bebas,narkoba dan HIV/AIDS di kalangan remaja skrg?