selamat datang di blogger triz_11

Jumat, 08 Oktober 2010

pos ronda

Siapa yang tak tahu pos ronda? Hampir tiap orang di Indonesia tentu tahu karena di setiap kampung di Indonesia terdapat pos ronda. Namun siapa yang tahu sejarah pos ronda? Mungkin tidak semua orang tahu. Melalui buku inilah kita jadi tahu sejarah pos ronda.


Sejarah pos ronda berawal dari pos-pos penjaga di jaman colonial. Ketika itu pos jaga berfungsi sebagai perpanjangan dari menara-menara dari kekuasaan kolonial untuk mengekang gerak pribumi. Fungsinya lebih mirip pos pengawasan terhadap pribumi yang melewati daerah tertentu. Hal serupa juga terjadi ketika Jepang berkuasa di Indonesia.

Tapi sejak era kemerdekaan bekas pos-pos penjagaan Belanda atau Jepang diambil alih oleh pribumi. Pengambilalihan itu disertai dengan perubahan fungsi. Bila pada era sebelumnya penguasa kolonial yang mengawasi pribumi, maka sejak era kemerdekaan orang Belanda atau Jepang yang diawasi.
Gardu mengalami perubahan fungsi lagi di era presiden Soeharto berkuasa. Gardu lagi-lagi menjadi perpanjangan tangan kekuasaan. Keberadaan gardu mengukuhkan bentuk militerisme dalam kemasan yang lebih sederhana dan terasa merakyat. Soeharto menerapkan model pertahanan semesta yang berfungsi sebagai pendukung legitimasi kekuasaaannya dengan dalih Sistem Keamanan Lingkungan (Sisklamling).

Setelah Soeharto lengser pada 1998, gardu-gardu baru muncul ketika Indonesia menghadapi pemilihan umum 1999. Posko-posko Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menandai lahirnya sejarah gardu baru Indonesia sekaligus memberi makna baru.

Posko PDIP didirikan untuk menandai “kandang banteng”. Ketika itu posko PDIP menandai kekuasaan politik Megawati. Selain posko PDIP, biasanya juga didirikan podium. Podium adalah panggung setinggi 3-5 meter yang mengingatkan orang kepada tempat pidato Soekarno. Seperti diketahui, Soekarno adalah ayah Megawati, Ketua Umum PDIP yang pada 1999 sedang berjuang memenangkan pemilihan umum.

Tidak ada komentar: