Mungkin yang satu ini sudah banyak kita lupakan..sering kali kita angkuh berlagak seperti yang paling hebat tanpa melihat orang laen, diatas langit masih ada langit lagi.
Seringkali anak jaman sekarang tidak lagi menggunakan sopan santun pada saat mereka berhadapan dengan orang lain.
Seringkali saya menemukan anak muda jaman sekarang suka berprilaku tidak sopan pada saat mereka berbicara maupun lewat didepan orang.
Saya pernah mempunyai pengalaman ketika saya berbicara dengan orang yang lebih ‘tua’ dari saya, pertama kali orangnya bilang …
“Silahkan duduk mas, ada yang bias saya Bantu..??”
padahal orng tersebut jauh lebih tua dari saya, tetapi orang tersebut masih bisa sopan kepada orang yang lebih muda dari dirinya.
Ternyata sopan santun itu bisa dipakay oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja.
Sopan santun atau istilahnya toto kromo dalam bahasa jawa, menurut saya adalah suatu tindakan atau perkataan untuk menghormati orang lain yang biasanya dilakukan untuk orang yang lebih tua maupun yang lebih muda dari kita
Namun tak hanya kepada orang yang lebih tua melainkan kepada semuanya baik itu tua, muda, laki-laki, wanita, guru,dosen, dan lain-lain, kita juga seharusnya sopan.
Selama ini mungkin kita terlalu kebarat-baratan, mungkin sudah saatnya kita kembali ke jati diri kita dengan merundukan kepala.
Rabu, 18 November 2009
Kritikan Humanistik tehadap Psikoanalisa dan Behaviour
KRITIKAN HUMANISTIK TERHADAP PSIKOANALISA DAN BEHAVIOUR
*Terhadap Psikoanalisa
Humanistik menentang sifat pesimisme, karena Humanistik memiliki sifat optimistik,dan
Humanistik percaya pada kodrat Individu, sedangkan Psikoanalisa masih dibebankan dengan masa lalu.
Berbeda dengan Humanistik,potensi pada individu Psikoanalisa diabaikan.
*Terhadap Behavioristik
Berbeda dengan Humanistik,potensi pada Behaviour juga diabaikan.
Behaviour dipandang sebagai mesin,sedangkan Humanistik adalah Individu yang kreatif, potensinya tidak diabaikan. Humanistik memiliki sifat yang Optimistik,lain dengan Behaviour yang memiliki sifat pesimistik.
Pada Humanistik, individu harus tumbuh dan berkembang melampaui kekuatan- kekuatan negative yang secara potensial menghambat(Humanistik)
*Terhadap Psikoanalisa
Humanistik menentang sifat pesimisme, karena Humanistik memiliki sifat optimistik,dan
Humanistik percaya pada kodrat Individu, sedangkan Psikoanalisa masih dibebankan dengan masa lalu.
Berbeda dengan Humanistik,potensi pada individu Psikoanalisa diabaikan.
*Terhadap Behavioristik
Berbeda dengan Humanistik,potensi pada Behaviour juga diabaikan.
Behaviour dipandang sebagai mesin,sedangkan Humanistik adalah Individu yang kreatif, potensinya tidak diabaikan. Humanistik memiliki sifat yang Optimistik,lain dengan Behaviour yang memiliki sifat pesimistik.
Pada Humanistik, individu harus tumbuh dan berkembang melampaui kekuatan- kekuatan negative yang secara potensial menghambat(Humanistik)
HUMANISTIK
Humanistik adalah aliran dalam psikologi yang muncul tahun 1950an sebagai reaksi terhadap behaviour dan humanistik.
Aliran ini secara eksplisit memberikan perhatian pada dimensi manusia dari psikologi dan konteks manusia dalam pengembangan teori psikologis.
Permasalah ini dirangkum dalam lima postulat Psikologi Humanistik dari James Bugental (1964), sebagai berikut:
1.Manusia tidak bisa direduksi menjadi komponen-komponen.
2.Manusia memiliki konteks yang unik di dalam dirinya.
3.Kesadaran manusia menyertakan kesadaran akan diri dalam konteks orang lain.
4.Manusia mempunyai pilihan-pilihan dan tanggung jawab.
5.Manusia bersifat intensional, mereka mencari makna, nilai, dan memiliki kerativitas.
Pendekatan humanistik ini mempunyai akar pada pemikiran eksistensialisme dengan tokoh-tokohnya seperti Kierkegaard, Nietzsche, Heidegger, dan Sartre.
BEHAVIORISME
Behaviorisme muncul sebagai kritik lebih lanjut dari strukturalisme Wundt. Meskipun didasari pandangan dan studi ilmiah dari Rusia, aliran ini berkembang di AS, merupakan lanjutan dari fungsionalisme.
Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata. Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemen seperti yang dipercayai oleh strukturalism.
Berarti juga behaviorisme sudah melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan masih memfokuskan diri pada proses-proses mental.
Meskipun pandangan Behaviorisme sekilas tampak radikal dan mengubah pemahaman tentang psikologi secara drastis, Brennan (1991) memandang munculnya Behaviorisme lebih sebagai perubahan evolusioner daripada revolusioner. Dasar-dasar pemikiran Behaviorisme sudah ditemui berabad-abad sebelumnya.
Berdasarkan prinsip-prinsip dasar behaviorismo, perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrae. Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari.
Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
ANALISA
Menurut Allport, kepribadian adalah sebuah organisasi dinamis di dalam sistem psikis dan fisik individu yang menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya. Sedangkan menurut Pervin dan John, kepribadian mewakili karakteristik individu yang terdiri dari pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten.Dalam teori-teori kepribadian, kepribadian terdiri dari antara lain trait dan tipe (type). Trait sendiri dijelaskan sebagai konstruk teoritis yang menggambarkan unit/dimensi dasar dari kepribadian. Trait menggambarkan konsistensi respon individu dalam situasi yang berbeda-beda. Sedangkan tipe adalah pengelompokan bermacam-macam trait. Dibandingkan dengan konsep trait, tipe memiliki tingkat regularity dan generality yang lebih besar daripada trait.
Trait merupakan disposisi untuk berperilaku dalam cara tertentu, seperti yang tercermin dalam perilaku seseorang pada berbagai situasi. Teori trait merupakan teori kepribadian yang didasari oleh beberapa asumsi, yaitu:
• Trait merupakan pola konsisten dari pikiran, perasaan, atau tindakan yang membedakan seseorang dari yang lain, sehingga:
• Trait relatif stabil dari waktu ke waktu
• Trait konsisten dari situasi ke situasi
• Trait merupakan kecenderungan dasar yang menetap selama kehidupan, namun karakteristik tingkah laku dapat berubah karena: ada proses adaptif, adanya perbedaan kekuatan, dan kombinasi dari trait yang ada.
Teori trait dimunculkan pertama kalinya oleh Gordon W. Allport. Selain Allport, terdapat dua orang ahli lain yang mengembangkan teori ini. Mereka adalah Raymond B. Cattell dan Hans J. Eysenck.Allport mengenalkan istilah central trait, yaitu kumpulan kata-kata yang biasanya digunakan oleh orang untuk mendeskripsikan individu. Central trait dipercaya sebagai jendela menuju kepribadian seseorang. Menurut Allport, unit dasar dari kepribadian adalah trait yang keberadaannya bersumber pada sistem saraf. Allport percaya bahwa trait menyatukan dan mengintegrasikan perilaku seseorang dengan mengakibatkan seseorang melakukan pendekatan yang serupa (baik tujuan ataupun rencananya) terhadap situasi-situasi yang berbeda.Sama seperti Allport, Cattell juga percaya bahwa kata-kata yang digunakan seseorang untuk menggambarkan dirinya dan orang lain adalah petunjuk penting kepada struktur kepribadian. Perbedaan mendasar antara Allport dan Cattell adalah bahwa Cattell percaya kepribadian dapat digeneralisir. Yang harus dilakukan adalah dengan mencari trait dasar atau utama dari ribuan trait yang ada.
Menurut Allport, faktor genetik dan lingkungan sama-sama berpengaruh dalam menentukan perilaku manusia. Bukan hanya faktor keturunan sendiri atau faktor lingkungan sendiri yang menentukan bagaimana kepribadian terbentuk, melainkan melalui pengaruh resiprokal faktor keturunan dan lingkungan yang memunculkan karakteristik kepribadian.
Sehubungan dengan adanya peran genetik dalam pembentukan kepribadian, terdapat 4 pemahaman penting yang perlu diperhatikan:
1) Meskipun faktor genetik mempunyai peran penting terhadap perkembangan kepribadian, faktor non-genetik tetap mempunyai peranan bagi variasi kepribadian
2) Meskipun faktor genetik merupakan hal yang penting dalam mempengaruhi lingkungan, faktor non-genetik adalah faktor yang paling bertanggungjawab akan perbedaan lingkungan pada orang-orang
3) Pengalaman-pengalaman dalam keluarga adalah hal yang penting meskipun lingkungan keluarga berbeda bagi setiap anak sehubungan dengan jenis kelamin anak, urutan kelahiran, atau kejadian unik dalam kehidupan keluarga pada tiap anak.
4) Meski terdapat kontribusi genetik yang kuat terhadap trait kepribadian, tidak berarti bahwa trait itu tetap atau tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
Dengan demikian, human relation sebagai prinsip interaksi antar individu atau antar kelompok, sejatinya tidak pernah terlepas dari teori tentang kepribadian, yang pada prinsipnya memiliki hubungan interkonektif tehadap ketiga cabang psikologi dia atas, yakni humanistik, fungsionalisme bahkan behaviorisme yang dalam ajarannya memang menyentuh langsung pada realitas prkatik sehari-hari.
Humanistik adalah aliran dalam psikologi yang muncul tahun 1950an sebagai reaksi terhadap behaviour dan humanistik.
Aliran ini secara eksplisit memberikan perhatian pada dimensi manusia dari psikologi dan konteks manusia dalam pengembangan teori psikologis.
Permasalah ini dirangkum dalam lima postulat Psikologi Humanistik dari James Bugental (1964), sebagai berikut:
1.Manusia tidak bisa direduksi menjadi komponen-komponen.
2.Manusia memiliki konteks yang unik di dalam dirinya.
3.Kesadaran manusia menyertakan kesadaran akan diri dalam konteks orang lain.
4.Manusia mempunyai pilihan-pilihan dan tanggung jawab.
5.Manusia bersifat intensional, mereka mencari makna, nilai, dan memiliki kerativitas.
Pendekatan humanistik ini mempunyai akar pada pemikiran eksistensialisme dengan tokoh-tokohnya seperti Kierkegaard, Nietzsche, Heidegger, dan Sartre.
BEHAVIORISME
Behaviorisme muncul sebagai kritik lebih lanjut dari strukturalisme Wundt. Meskipun didasari pandangan dan studi ilmiah dari Rusia, aliran ini berkembang di AS, merupakan lanjutan dari fungsionalisme.
Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata. Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemen seperti yang dipercayai oleh strukturalism.
Berarti juga behaviorisme sudah melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan masih memfokuskan diri pada proses-proses mental.
Meskipun pandangan Behaviorisme sekilas tampak radikal dan mengubah pemahaman tentang psikologi secara drastis, Brennan (1991) memandang munculnya Behaviorisme lebih sebagai perubahan evolusioner daripada revolusioner. Dasar-dasar pemikiran Behaviorisme sudah ditemui berabad-abad sebelumnya.
Berdasarkan prinsip-prinsip dasar behaviorismo, perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrae. Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari.
Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
ANALISA
Menurut Allport, kepribadian adalah sebuah organisasi dinamis di dalam sistem psikis dan fisik individu yang menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya. Sedangkan menurut Pervin dan John, kepribadian mewakili karakteristik individu yang terdiri dari pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten.Dalam teori-teori kepribadian, kepribadian terdiri dari antara lain trait dan tipe (type). Trait sendiri dijelaskan sebagai konstruk teoritis yang menggambarkan unit/dimensi dasar dari kepribadian. Trait menggambarkan konsistensi respon individu dalam situasi yang berbeda-beda. Sedangkan tipe adalah pengelompokan bermacam-macam trait. Dibandingkan dengan konsep trait, tipe memiliki tingkat regularity dan generality yang lebih besar daripada trait.
Trait merupakan disposisi untuk berperilaku dalam cara tertentu, seperti yang tercermin dalam perilaku seseorang pada berbagai situasi. Teori trait merupakan teori kepribadian yang didasari oleh beberapa asumsi, yaitu:
• Trait merupakan pola konsisten dari pikiran, perasaan, atau tindakan yang membedakan seseorang dari yang lain, sehingga:
• Trait relatif stabil dari waktu ke waktu
• Trait konsisten dari situasi ke situasi
• Trait merupakan kecenderungan dasar yang menetap selama kehidupan, namun karakteristik tingkah laku dapat berubah karena: ada proses adaptif, adanya perbedaan kekuatan, dan kombinasi dari trait yang ada.
Teori trait dimunculkan pertama kalinya oleh Gordon W. Allport. Selain Allport, terdapat dua orang ahli lain yang mengembangkan teori ini. Mereka adalah Raymond B. Cattell dan Hans J. Eysenck.Allport mengenalkan istilah central trait, yaitu kumpulan kata-kata yang biasanya digunakan oleh orang untuk mendeskripsikan individu. Central trait dipercaya sebagai jendela menuju kepribadian seseorang. Menurut Allport, unit dasar dari kepribadian adalah trait yang keberadaannya bersumber pada sistem saraf. Allport percaya bahwa trait menyatukan dan mengintegrasikan perilaku seseorang dengan mengakibatkan seseorang melakukan pendekatan yang serupa (baik tujuan ataupun rencananya) terhadap situasi-situasi yang berbeda.Sama seperti Allport, Cattell juga percaya bahwa kata-kata yang digunakan seseorang untuk menggambarkan dirinya dan orang lain adalah petunjuk penting kepada struktur kepribadian. Perbedaan mendasar antara Allport dan Cattell adalah bahwa Cattell percaya kepribadian dapat digeneralisir. Yang harus dilakukan adalah dengan mencari trait dasar atau utama dari ribuan trait yang ada.
Menurut Allport, faktor genetik dan lingkungan sama-sama berpengaruh dalam menentukan perilaku manusia. Bukan hanya faktor keturunan sendiri atau faktor lingkungan sendiri yang menentukan bagaimana kepribadian terbentuk, melainkan melalui pengaruh resiprokal faktor keturunan dan lingkungan yang memunculkan karakteristik kepribadian.
Sehubungan dengan adanya peran genetik dalam pembentukan kepribadian, terdapat 4 pemahaman penting yang perlu diperhatikan:
1) Meskipun faktor genetik mempunyai peran penting terhadap perkembangan kepribadian, faktor non-genetik tetap mempunyai peranan bagi variasi kepribadian
2) Meskipun faktor genetik merupakan hal yang penting dalam mempengaruhi lingkungan, faktor non-genetik adalah faktor yang paling bertanggungjawab akan perbedaan lingkungan pada orang-orang
3) Pengalaman-pengalaman dalam keluarga adalah hal yang penting meskipun lingkungan keluarga berbeda bagi setiap anak sehubungan dengan jenis kelamin anak, urutan kelahiran, atau kejadian unik dalam kehidupan keluarga pada tiap anak.
4) Meski terdapat kontribusi genetik yang kuat terhadap trait kepribadian, tidak berarti bahwa trait itu tetap atau tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
Dengan demikian, human relation sebagai prinsip interaksi antar individu atau antar kelompok, sejatinya tidak pernah terlepas dari teori tentang kepribadian, yang pada prinsipnya memiliki hubungan interkonektif tehadap ketiga cabang psikologi dia atas, yakni humanistik, fungsionalisme bahkan behaviorisme yang dalam ajarannya memang menyentuh langsung pada realitas prkatik sehari-hari.
Sebutkan dan jelaskan perbedaan psikoanalisa menurut Sigmun Freud dan Erikson
Sebutkan dan jelaskan perbedaan psikoanalisa menurut Sigmund Freud dan Erikson ?
Menurut Sigmund Freud :
kebanyakan apa yang kita lakukan dan pikirkan hasil dari keinginan atau dorongan yang mencari pemunculan dalam perilaku dan pikiran/ dorongan yang tidak sadar.
Bahwa pengalaman di awal masa kanak-kanak membentuk kepribadian secara permanen dan terbagi menjadi Id, Ego, Superego.
Bayi yang baru lahir dikuasai oleh Id dengan dorongan untuk dapat pemuasan atau kenikmatan atas kebutuhan dan hasratnya.
Ego mulai berkembang pada tahun pertama kehidupan dan bekerja dibawah prinsip realitas dengan tujuan memuaskan Id.
Superego berkembang pada masa kanak-kanak awal dan mengatur perilaku dari segi moral.
Terdapat defence mechanism (mekanisme pertahanan) yang berfungsi untuk melindungi superego dan ego dari ancaman dorongan primitive yang mendesak terus karena tidak diijinkan muncul oleh superego.
Membagi 6 mekanisme pertahanan yaitu :
a.Diplacement: pemindahan diri. Misalnya kalau seorang tidak dapat melampiaskan perasaan terhadap orang lain maka dia melampiaskan perasaan kepada pihak ketiga.
b.Dental: penyangkalan. Misalnya seseorang yang membuat kesalahan akan selalu menyangkal
c.Represi: melupakan isi kesadaran. Misalnya kalau seseorang mengalami suatu peristiwa, tetapi karena pengalaman tersebut diancam , maka pengalaman itu direpres dan masuk kedalam ketidaksadaran.
d.Regresi: pemunduran. Misalnya anak yang sudah dewasa masih suka mengompol.
e.Proyeksi: penggambaran diri. Misalnya seseorang yang mempunyai sikap negative terhadap orang lain, maka dia akan membuat seolah orang lain itu yang bersikap negative.
f.Reaksi formasi: melakukan tindakan berlawanan.
Freud mengatakan bahwa setiap individu mempunyai seksualitas kanak-kanak yaitu dorongan yang akan berkembang menjadi dorongan seksualitas yaitu: fase oral, fase anal, fase falik, fase laten, fase genital.
Menurut Erikson :
kepribadian dipengaruhi oleh masyarakat dan dibangun melalui serangakaian krisis atau alternative-alternatif kritikal dan pekembangan ego bersifat seumur hidup. Erikson membagi delapan tahap sepanjang rentan kehidupan yaitu:
a.Basic Trust vs Basic Mistrust (0-1 tahun)
Kebutuhan akan rasa aman apabila rasa aman dipenuhi anak akan mengembangkan dasar-dasar kepercayaan tapi apabila tidak akan sebaliknya.
b.Autonomy vs Share & Doubt (1-3 tahun)
Anak mengembangkan keseimbangan independen dan kepuasan diri terhadap rasa malu dan keraguan.
c.Inisiatif vs Guilt (3-6 tahun)
Anak mengembangkan inisiatif ketika mencoba aktivitas baru dan tidak terlalu terbebani oleh rasa bersalah.
d.Industry vs Inferiority (6-12 tahun)
Anak sudah mulai mampu melakukan pemikiran logis dan anak sudah bersekolah. Bila kemampuan untuk menghadapi tuntutan-tuntutan lingkungan dihargai, maka akan terus lebih produktif. Apabila sebaliknya akn timbul perasaan rendah diri.
e.Identity vs Role Confusion ( 12 tahun keatas)
Remaja harus menentukan pemahan akan diri sendiri atau merasa kekacauan peran.
f.Intimacy vs Isolation (dewasa awal)
Individu sudah mulai mencari pasangan hidup. Oleh karena itu konflik yang dihadapi adalah kesiapan untuk berhubungan secara akrab dengan orang lain vs perasaan terkuat.
g.Generativity vs Self-Absorbtion (dewasa tengah)
Adanya tuntutan untuk membantu orang lain diluar keluarganya, pengabdian masyarakat, dan manusia umumnya.
h.Ego Integrity vs Despair (dewasa akhir)
Individu yang lebig tua mendapatkan penerimaan terhadap hidup, membuatnya dapat menerima kematian.
Menurut Sigmund Freud :
kebanyakan apa yang kita lakukan dan pikirkan hasil dari keinginan atau dorongan yang mencari pemunculan dalam perilaku dan pikiran/ dorongan yang tidak sadar.
Bahwa pengalaman di awal masa kanak-kanak membentuk kepribadian secara permanen dan terbagi menjadi Id, Ego, Superego.
Bayi yang baru lahir dikuasai oleh Id dengan dorongan untuk dapat pemuasan atau kenikmatan atas kebutuhan dan hasratnya.
Ego mulai berkembang pada tahun pertama kehidupan dan bekerja dibawah prinsip realitas dengan tujuan memuaskan Id.
Superego berkembang pada masa kanak-kanak awal dan mengatur perilaku dari segi moral.
Terdapat defence mechanism (mekanisme pertahanan) yang berfungsi untuk melindungi superego dan ego dari ancaman dorongan primitive yang mendesak terus karena tidak diijinkan muncul oleh superego.
Membagi 6 mekanisme pertahanan yaitu :
a.Diplacement: pemindahan diri. Misalnya kalau seorang tidak dapat melampiaskan perasaan terhadap orang lain maka dia melampiaskan perasaan kepada pihak ketiga.
b.Dental: penyangkalan. Misalnya seseorang yang membuat kesalahan akan selalu menyangkal
c.Represi: melupakan isi kesadaran. Misalnya kalau seseorang mengalami suatu peristiwa, tetapi karena pengalaman tersebut diancam , maka pengalaman itu direpres dan masuk kedalam ketidaksadaran.
d.Regresi: pemunduran. Misalnya anak yang sudah dewasa masih suka mengompol.
e.Proyeksi: penggambaran diri. Misalnya seseorang yang mempunyai sikap negative terhadap orang lain, maka dia akan membuat seolah orang lain itu yang bersikap negative.
f.Reaksi formasi: melakukan tindakan berlawanan.
Freud mengatakan bahwa setiap individu mempunyai seksualitas kanak-kanak yaitu dorongan yang akan berkembang menjadi dorongan seksualitas yaitu: fase oral, fase anal, fase falik, fase laten, fase genital.
Menurut Erikson :
kepribadian dipengaruhi oleh masyarakat dan dibangun melalui serangakaian krisis atau alternative-alternatif kritikal dan pekembangan ego bersifat seumur hidup. Erikson membagi delapan tahap sepanjang rentan kehidupan yaitu:
a.Basic Trust vs Basic Mistrust (0-1 tahun)
Kebutuhan akan rasa aman apabila rasa aman dipenuhi anak akan mengembangkan dasar-dasar kepercayaan tapi apabila tidak akan sebaliknya.
b.Autonomy vs Share & Doubt (1-3 tahun)
Anak mengembangkan keseimbangan independen dan kepuasan diri terhadap rasa malu dan keraguan.
c.Inisiatif vs Guilt (3-6 tahun)
Anak mengembangkan inisiatif ketika mencoba aktivitas baru dan tidak terlalu terbebani oleh rasa bersalah.
d.Industry vs Inferiority (6-12 tahun)
Anak sudah mulai mampu melakukan pemikiran logis dan anak sudah bersekolah. Bila kemampuan untuk menghadapi tuntutan-tuntutan lingkungan dihargai, maka akan terus lebih produktif. Apabila sebaliknya akn timbul perasaan rendah diri.
e.Identity vs Role Confusion ( 12 tahun keatas)
Remaja harus menentukan pemahan akan diri sendiri atau merasa kekacauan peran.
f.Intimacy vs Isolation (dewasa awal)
Individu sudah mulai mencari pasangan hidup. Oleh karena itu konflik yang dihadapi adalah kesiapan untuk berhubungan secara akrab dengan orang lain vs perasaan terkuat.
g.Generativity vs Self-Absorbtion (dewasa tengah)
Adanya tuntutan untuk membantu orang lain diluar keluarganya, pengabdian masyarakat, dan manusia umumnya.
h.Ego Integrity vs Despair (dewasa akhir)
Individu yang lebig tua mendapatkan penerimaan terhadap hidup, membuatnya dapat menerima kematian.
Langganan:
Postingan (Atom)