Ada banyak permasalahan yang dialami oleh anak cacat khususnya cacat mental, mulai dari diskriminasi hukum, sosial, pernikahan atau yang lainnya, belum lagi masalah psikologis yang menimpa kedua orang tuanya, bahkan ada sebagian orang tua yang menyembunyikan dan menutup-nutupi anaknya yang cacat dengan alasan mempunyai anak cacat adalah aib keluarga.
Belum lagi masalah pengasuhan dan pengajarannya, berdasarkan salah satu artikel disebutkan bahwasanya mendidik anak cacat dibutuhkan sebuah kesabaran dan pengulangan pengajaran berkali-kali, hal tersebut tidak lepas dari kemampuan anak cacat mental yang kemampuan IQ nya dibawah rata-rata anak normal pada umumnya. Kasus lain yaitu ketika penulis mengunjungi salah satu SLBN di Yogyakarta, ditemukan seorang siswa yang emosi marahnya sangat tinggi, sehingga para pendidiknya sangat kesulitan dalam mengatasi emosinya tersebut.
Berdasarkan latar belakang itulah penulis mengajukan sebuah pertanyaan untuk dijadikan sebagai rumusan masalah yaitu: bagaimana metode pengasuhan yang dilakukan orang tua dalam menangani emosi anak cacat mental (tuna grahita)? Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dapat dihasilkan penemuan bahwasanya emosi yang ditampakkan Adis (putri bapak Wasno) hampir sama dengan emosi yang ditampakkan Isti (putri bapak Sakirman) diantaranya adalah emosi marahnya muncul ketika diganggu orang lain, ketika mendapatkan perlakuan berbeda dengan saudaranya, kemudian emosi takutnya Adis muncul ketika ia diajak ketempat-tempat keramaian yang terdapat suara-suara yang keras (sound system), binatang, boneka besar, sedangkan pada Isti tidak terbesit sedikitpun rasa takut pada sesuatu. Sedangkan untuk emosi sedih, anak akan bersedih ketika ia ditinggal bepergian dan ketika keinginannya tidak terpenuhi. Metode yang diterapkan orang tua untuk menangani emosinya adalah dengan cara nasehat dan penjelasan disaat emosi takut, marah dan sedihnya muncul sebagai langkah awalnya, kemudian paksaan, pelukan serta membiarkannya emosi tersebut berlalu dengan sendirinya merupakan metode lanjutan yang digunakan untuk menangani emosi anak.
Harapannya, penelitian ini dapat memberikan sumbangsih bagi para orang tua terutama dalam menghadapi gejolak emosi anak cacat mental, karena pengasuhan diwaktu kecil akan berdampak pada perilaku dan pola pikir seseorang kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar