selamat datang di blogger triz_11

Kamis, 24 Desember 2009

PHOBIA

PENGERTIAN PHOBIA
Kata “phobia” sendiri berasal dari istilah Yunani “phobos” yang berarti lari (fight), takut dan panik (panic-fear), takut hebat (terror).
Phobia adalah ketakutan yang luar biasa dan tanpa alasan terhadap sebuah obyek atau situasi yang tidak masuk akal. Pengidap phobia merasa tidak nyaman dan menghindari objek yang ditakutinya. Terkadang juga bisa menghambat aktivitasnya
JENIS PHOBIA
Phobia terbagi menjadi 3 kategori, yaitu:
Phobia khusus yaitu ketakutan terhadap obyek atau aktivitas tertentu.
Contoh:
acrophobia: takut ketinggian.
Ailurophobia: takut kucing.
Arachnophobia: takut laba-laba.
Cynophobia: takut anjing.
Nyctophobia: takut gelap, dll.
Phobia sosial yaitu ketakutan terhadap penilaian orang lain.
Contoh: Agoraphobia yaitu rasa takut berada di tempat terbuka atau pusat keramaian.
Penyebab orang menjadi PHOBIA
Banyak hal yang membuat seseorang mengidap phobia. Paling sering karena traumatis, terutama yang terjadi dimasa kecil. Phobia terjadi karena pikiran bawah sadar kita salah memberi arti terhadap peristiwa traumatis yang menyebabkan phobia.
Biasanya pengidap phobia cenderung membiarkan phobianya, dengan menghindari objek phobianya. Tapi daripada didiemin terus lebih baik diobatin..capek juga kan kalau terus menghindar ?
Salah satu alternatif mengobati phobia bisa dengan hipnotis. Tentunya dengan bantuan ahli terapi dengan memasukkan sugesti – sugesti baik,. Selain itu bisa juga dengan desentisasi, yaitu dengan mendekatkan pengidap phobia dengan objek yang membuatnya takut. Tapi tidak sekaligus, melainkan dengan cara bertahap dan membuatnya merasa rileks terlebih dahulu. Misalnya orang yang phobia gelap (nyctophobia). Biarkan ia berada dalam ruangan terang, kemudian secara bertahap gantilah dengan penerangan yang semakin meredup.
Untuk sembuh dari phobia tentunya butuh keinginan yang kuat serta dorongan dari orang- orang sekitar. Jadi, kalau temanmu phobia jangan jadi bahan untuk diisengin dengan sesuatu yang ia takuti.

Rabu, 23 Desember 2009

KESEHATAN MENTAL SAAT PUASA

Dalam kehidupan modern dewasa ini banyak individu secara lahiriyah tampak sehat, terpenuhi segala macam kebutuhan material. Tetapi apabila ditelusuri lebih jauh, fakta menunjukan bahwa sebagian besar individu yang hidup di tengah-tengah masyarakat tersebut menderita penyakit mental yang cukup parah, sehingga pada stadium berikutnya akan mengerogoti ketahanan fisik.
Sebuah fakta menunjukkan, lebih dari separoh tempat tidur di semua rumah sakit di Amerika Serikat terisi oleh pasien-pasien gangguan mental, dan untuk mereka dikeluarkan dana jutaan dolar pertahunnya.
Ganguan mental dapat berakar dari tidak terpenuhinya kebutuhan psikis dasar yang berasal dari kekhasan eksistensi manusia yang harus dipuaskan, tetapi cara memuaskan psikis itu bermacam-macam, dan perbedaan cara pemuasan kebutuhan tersebut serupa dengan perbedaan tingkat gangguan mental.
Konsep kesehatan mental mengikuti kondisi dasariah eksistensi manusia di segala zaman dan kebudayaan. Kesehatan mental dicirikan oleh kemampuan mencintai dan menciptakan dengan lepas dari ikatan-ikatan inses terhadap klan dan tanah air, dengan rasa identitas yang berdasarkan pengalaman akan diri sebagai subjek dan pelaku dorongan-dorongan dirinya dengan menangkap realitas di dalam dan di luar dirinya, yaitu dengan mengembangkan obyektivitas dan akal budi.
Bidang kesehatan mental adalah salah satu bidang yang paling menarik di antara bidang-bidang psikologi, baik di kalangan ilmuwan maupun orang awam. Sebab, untuk mencapai tingkat yang sesuai dengan kesehatan mental itulah dambaan setiap individu.
Seiring perkembangan pemikiran dan peradaban manusia, perhatian manusia terhadap kesehatan mental semakin meningkat, sebab manusia semakin sadar bahwa kehidupan yang layak adalah manakala seseorang dapat menikmati hidup ini bersama-sama, berdampingan dengan orang lain. Kehidupan seseorang yang mengalami gangguan mental, tidak kurang pedihnya dari penyakit jasmani.
Pelaksanaan agama dalam kehidupan sehari-hari dapat membentengi seseorang dari gangguan jiwa (mental) dan dapat pula mengembalikan jiwa bagi orang yang gelisah. Karena kegelisan dan kecemasan yang tidak berujung pangkal itu, pada umumnya berakar dari ketidak puasan dan kekecewaan, sedangkan agama dapat menolong seseorang untuk menerima kekecewaan sementara dengan jalan memohon ridla Allah dan terbayangkan kebahagian yang akan dirasakan di kemudian hari.
Semakin dekat seseorang dengan Tuhan, semakin banyak ibadahnya, maka akan semakin tentramlah jiwanya serta semakin mampu menghadapi kekecewaan dan kesukaran dalam hidup dan sebaliknya. Dan semakin jauh seseorang dari agama, akan semakin sulit baginya untuk memperoleh ketentraman hidup.

Kesehatan Mental
Pengetahuan tentang kesehatan mental berkembang secara luas di negara-negara maju, terutama dalam beberapa tahun terakhir ini. Di beberapa negara pembahasannya telah samapai pada tingkat mencari jalan pencegahan (preventive) agar orang tidak menderita kegelisahan dan gangguan jiwa. Meskipun sering digunakan istilah kesehatan mental, namun pengertiannya masih kabur dan kurang jelas bagi orang awam.
Kesehatan mental adalah suatu kondisi yang dialami seseorang yang mana ia tidak mendapatkan gangguan atau penyakit jiwa, sehingga ia mampu menyesuaian diri dengan dirinya sendiri serta lingkungannya, serta mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara harmonis dan seimbang.
Adapun gangguan atau penyakit jiwa di masyarakat antara lain:
1.Fobia, yaitu rasa takut yang tidak rasional dan tidak realistis, yang bersangkutan tahu dan sadar benar akan ketidakrasionalnya dan ketidakbenarannya, namun ia tidak mampu mencegah dan mengendalikan diri dari rasa takut itu.
2.Obsesi, yaitu corak pikiran yang sifatnya terpaku (persistent) dan berulangkali muncul. Yang bersangkutan tahu benar akan kelaianan pikirannya itu, namun ia tidak mampu mengalihkan pikirannya pada masalah lain dan tidak mampu mencegah munculnya pikiran itu yang selalu timbul berulang-ulang.
3.Kompulsi, yaitu suatu pola tindakan atau perbuatan yang diuang-ulang. Yang bersangkutan tahu benar bahwa perbuatan mengulang-ulang itu tidak benar dan tidak rasional, namun yang bersangkutan tidak mampu mencegah perbuatannya sendiri.

KEBIASAAN BURUK PADA DIRI

Keberadaan dan kondisi Anda saat ini adalah hasil dari kebiasaan-kebiasaan Anda selama ini. Jika Anda ingin mengubah kondisi saat ini berarti Anda harus mengubah kebiasaan Anda. Ada kebiasaan buruk, kebiasaan tidak menghasilkan, dan ada kebiasaan yang positif. Nah, kita harus membangun suatu kebiasaan positif dalam hidup kita untuk mengubah kondisi kita.Untuk menyadari kebiasaan buruk ini pada diri Anda, memerlukan konsentrasi dan kesadaran yang tinggi. Mulai dari membaca artikel ini, Anda harus konsentrasi membaca kalimat-kalimat yang ada pada artikel ini.
Anda tidak akan mendapatkan apa-apa jika tidak membaca dengan konsentrasi, sementara jika Anda memahami apa yang dijelaskan dalam artikel ini, maka Anda akan mengalami perubahan positif dalam hidup Anda di masa depanSaat ditanya apakah memiliki kebiasaan buruk? Jika ada orang yang menjawab “tidak punya kebiasaan buruk”, maka sebenarnya dia memiliki kebiasaan buruk, yaitu “selalu mengaku tidak punya kebiasaan buruk”.
Artinya mungkin saja Anda tidak menyadari bahwa sebenarnya Anda memiliki kebiasaan buruk. Kata Tung Desem Waringin, setiap orang memiliki kebiasaan buruk. Kebiasaan buruk yang kedua ialah “tidak melakukan kebiasaan baik”. Semua yang Anda tidak lakukan sekarang, Anda dalam suatu kebiasaan “tidak melakukan”. Artinya Anda memiliki kebiasaan diam terhadap hal-hal baik, atau boleh dibilang pendiam. Hanya saja yang dimaksud disini ialah pendiam terhadap pekerjaan yang baik.
Caranya untuk menghilangkan kedua kebiasaan ini ialah dengan mengidentifikasikan kebiasaan baik apa yang perlu Anda lakukan dan kemudian lakukan. Jadi Anda harus memiliki kebiasaan baru yaitu mengidentifikasikan kebiasaan baru untuk Anda lakukan. Buatlah daftar kebiasaan-kebiasaan baru yang akan dilakukan setiap hari. Kemudian pilihlah kebiasaan prioritas, maka lakukanlah.

APA YANG HARUS DIAJARKAN PADA ANAK OLEH ORANG TUA????

Sejauh mana seorang anak mampu belajar sebelum berumur 5tahun dan sebelum masuk sekolah? Apakah taraf kecerdasan ditentukan oleh faktor keturunan dan menetap seumur hidup?Atau dapatkah dipengaruhi oleh cara mendidik selama di rumah?.

Sebagai orang tua, apa yang dapat anda lakukan untuk memberikesempatan agar kecerdasan anak berkembang sebaik-baiknya selama masa prasekolah ini?

Anda sebagai orang tua adalah guru pertama dan paling penting bagi anak. Anda mempunyai kesempatan paling besar untuk mempengaruhi kecerdasannya pada saat-saat ia sangat peka terhadap pengaruh luar, serta mengajarnya selaras dengan temponya sendiri. Anda pula yang paling mengenal kapan dan dengan cara bagaimana ia bisa belajar dengan baik.

Belajar semasa kecil berarti menerapkan pengetahuan mengenai kebutuhan otak anak selama tahun pertama dari hidupnya. Sehingga perkembangan mentalnya akan sesuai dengan kemampuannya dan anak akan lebih cerdas dan lebih bergairah.

Kemampuan anak memperoleh kecakapan ditentukan baik oleh rangsangan dan kesempatan yang diberikan oleh lingkungannya, maupun oleh tempo perkembangannya.

Tahukah anda bahwa anak-anak yang diikutsertakan dalam proses belajar semasa kecil tampak gembira dan bergairah. Juga pengamatan di kemudian hari menunjukkan respon positif terhadap kepribadian, perasaan, tingkah laku, penglihatan ataupun kesehatan mereka.


Anak kecil senang sekali belajar. Mereka dilahirkan haus akan belajar. Dan kehausan ini tidak akan terpuaskan.
Coba anda ikuti kegiatan anak selama sehari. Apa yang membuat dia gembira? Apa yang menyebabkannya mencurahkan perhatian sepenuhnya?

Pada umumnya kegiatan di mana ia bisa belajar sesuatu yang meningkatkan kemampuannya atau yang memuaskan rasa ingin tahunya. Apalagi bila orang tuanya ada di sampingnya dan ikut bergembira.

Bila anda mencintai anak dan memberikan cukup waktu baginya, tanpa disadari anda telah membantu perkembangan intelektualnya.


Apa yang dapat anda lakukan? Salah satu cara adalah memberikan kesempatan untuk mengembangkan pengamatan. Sejak dini bayi belajar mengenal dunia melalui kelima indranya : penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, dan penciuman.

Lingkungan yang penuh dengan barang dan mainan yang bisa dicapai oleh bayi akan merangsang pertumbuhan pengamatannya. Juga melalui bermacam kontak dan pengalaman dengan orang dewasa.

Anda juga dapat merangsang kemahiran berbahasa anak-anak. Perkembangan bahasa seorang anak sangat tergantung pada orang dewasa yang ada di sekitarnya dalam tahun-tahun pertama hidupnya.


Anda perlu mendorong anak-anak mengucapkan kata-kata, berbicara, dan memujinya bila ia mengucapkan kata-kata dengan betul. Membacakan buku pada anak juga penting.

Dalam lingkungan yang demikian, perbendaharaan kata-kata bagi anak tumbuh dan kemampuannya menggunakan kalimat juga akan berkembang.

Jumat, 18 Desember 2009

KEKERASAN PADA ANAK

Tindak kekerasan dan kejahatan kepada anak sudah pada tingkat yang mencemaskan dan mengkhawatirkan. Bahkan, di akhir tahun 2007 lalu, muncul kasus dengan tingkat ekstrimitas yang tinggi, yakni sejumlah kasus pembunuhan anak oleh ibu kandungnya sendiri. Kasus terkini, Maret 2008, seorang ibu membunuh bayi dan balita dengan cara menceburkan mereka ke bak mandi. Modus baru yang perlu diwaspadai, kasus perdagangan anak untuk dijual organ tubuhnya.
Anak-anak yang mengalami kekerasan atau kejahatan (yang menyebabkan gangguan fisik dan atau mental) diprediksikan 10-12 % pertahun dari jumlah anak di indonesia. Yang dimaksud dengan anak ialah individu yang belum mencapai usia 18 tahun.
Kekerasan pada anak juga seringkali dihubungkan dengan lapis pertama dan kedua pemberi atau penanggung jawab pemenuhan hak anak, yaitu orangtua (ayah dan ibu) dan keluarga. Kekerasan yang terakhir ini dikenal dengan perlakuan salah terhadap anak atau child abuse yang merupakan bagian dari kekerasan dalam rumah tangga.

Faktor Penyebab dan Dampaknya
Faktor penyebab terjadinya kekerasan pada anak, secara keumuman disebabkan oleh suatu teori yang di kenal berhubungan dengan stress dalam keluarga (family stress). Stres dalam keluarga tersebut bisa berasal dari anak, orang tua (suami atau istri), atau situasi tertentu. Stres berasal dari anak misalnya anak dengan kondisi fisik, mental, dan perilaku yang terlihat berbeda dengan anak pada umumnya. Bayi dan usia balita, serta anak dengan penyakit kronis atau menahun juga merupakan salah satu penyebab stres. Stres yang berasal dari suami atau istri misalnya dengan gangguan jiwa (psikosis atau neurosa), orang tua sebagai korban kekerasan di masa lalu, orang tua terlampau perfek dengan harapan pada anak terlampau tinggi, orang tua yang terbiasa dengan sikap disiplin. Stres berasal dari situasi tertentu misalnya terkena suami/istri terkena PHK (pemutusan hubungan kerja) atau pengangguran, pindah lingkungan, dan keluarga sering bertengkar.

Solusi Agar Tidak Terjadi Kekerasan Pada Anak
Untuk mencegah dan menghentikan kekerasan pada anak, dibutuhkan beberapa pendekatan diantaranya, pendekatan individu, yaitu dengan cara menambah pemahaman agama, karena tentunya seorang yang mempunyai pemahaman agama yang kuat (terutama Islam) akan lebih tegar menghadapi situasi-situasi yang menjadi factor terjadinya kekerasan. Terlebih Islam telah mengajarkan aturan hidup dalam berumah tangga, baik sikap kepada istri atau kepada anak dan juga mengajarkan interaksi sosial yang baik.

PERCERAYAN

Manakala sepasang insan melangkah ke jenjang pernikahan dan telah sepakat untuk mengikat diri dalam satu ikatan suci, maka tak satupun dari mereka yang mengangankan perceraian. Namun, ketika kebersamaan dan keutuhan rumah tangga tidak mungkin untuk dipertahankan lagi, Tatkala kebahagiaan tak dapat lagi dirasakan oleh kedua belah pihak, maka perceraian bisa menjadi satu alternatif terakhir walau berat dan pahit.

Perceraian adalah satu perkara yang rnmemiliki konsekwensi jauh ke depan. Tidak hanya bagi suami istri itu sendiri, akan tetapi juga menyangkut hak anak dan keluarga kedua belah pihak. Oleh karena itu, selayaknyalah bagi suami istri untuk bersikap hati-hati dan bijaksana ketika menghadapi prahara besar yang mengancam kelanggengan dan keutuhan rumah tangga. Terdapat dalam sebuah hadits,''Perkara halal yang sangat dibenci Allah adalah perceraian'' (HR Abu Dawud, HR Ibnu Majah, namun didhaifkan Syaikh Al-Utsaimin)

Dan memang, tidak diragukan lagi bahwa perceraian memang memiliki dampak negatif yang sangat serius terhadap kehidupan rnseseorang, juga masyarakat secara umum, yang diantaranya:
1.Hilangnya kesempatan bagi suami istri untuk berbuat ihsan dalam bersabar menghadapi beragam masalah rumah tangga yang akan rnmendatangkan kebaikan di dunia dan akhirat.
2.Hancurnya mahligai rumah tangga yang telah dibangun suami dan terpecah belahnya anggota keluarga. Ibarat seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali.
3.Berbagai perasaan cemas dan takut yang muncul menimpa suami manakala berkeinginan untuk menikah lagi. Bahkan, tidak mustahil dia akan merasa kesulitan mengumpulkan modal untuk menikah. Tidak jarang pula para orang tua merasa khawatir untuk menikahkan putri mereka dengannya setelah perceraiannya dengan istri pertama. Hingga akhirnya dia tetap membujang selamanya.
4.Kembalinya para wanita yang telah dicerai ke rumah orang tua atau wali mereka; bahkan ke rumah orang lain. Hal ini tentu akan menjadi beban mental bagi mereka maupun para wali. Sebab, menetap di rumah orang tua maupun para wali setelah diceraikan suami, tidak sama dengan ketika masih gadis sebelum menikah. Ini adalah satu hal rnyang sangat dipahami wanita.
5.Sangat sedikit kemungkinan bagi para lelaki untuk menikahi wanita yang telah menjadi janda setelah diceraikan suaminya. Tidak mustahil, setelah bercerai, sang wanita tetap menjadi janda, tidak bersuami. Tentu hal ini mendatangkan berbagai kerusakan dan tekanan batin bagi wanita tersebut sepanjang hayatnya.
6.ika ternyata wanita yang diceraikan memiliki anak, maka persoalan menjadi semakin runyam. Sebab, tidak jarang anak-anaknya yang tinggal bersama di rumah para wali wanita akan mengalami berbagai macam permasalahan dalam berinteraksi dengan anak-anak kerabat atau wali wanita tersebut.
7.Tidak jarang sang ayah mengambil anak dari ibunya dengan paksa, hingga ibu tidak pernah lagi dapat melihatnya; apalagi jika bapak dari anak-anak ini bertemperamen keras, pasti berpisah dengan anaknya akan sangat menyakitkan hatinya.
8.Semakin menjauhnya ayah dari anak-anaknya. Bisa jadi disebabkan anak-anak tinggal bersama ibu mereka ataupun disebabkan kesibukannya dengan istri baru yang biasanya tidak begitu memperhatikan anak-anaknya ketika tinggal bersama ibu tiri. Akhirnya sang bapak menuai dosa besar karena menyia-nyiakan anaknya. Padahal, Rasulullah bersabda:
''Setiap kalian adalah pemimpin, dan tiap pemimpin akan diminta pertanggung jawabannya terhadap yang dipimpinnya. Seorang lelaki adalah pemimpin bagi keluarganya dan dia akan diminta pertanggung jawabannya. Seorang wanita adalah pemimpin rumah suaminya dan akan dimintai pertanggungjawabannya... '' (HR Bukhari, Kitabun Nikah no 5188)
9.Terlantarnya anak-anak disebabkan jauhnya dari ayah mereka dan kesulitan ibu untuk mendidik mereka sendirian. Hal ini akan menjerumuskan mereka bergaul dengan teman-teman yang buruk perangainya. Apalagi pada zaman yang penuh dengan fitnah dan tipu daya ini, tidak jarang anak-anak yang terlantar ini terjerumus ke lembah syahwat dan perzinaan, ataupun mengkonsumsi obat-obat terlarang, sehingga rnakhirnya mereka menjadi sampah masyarakat. Tentulah hal ini sangat tidak diinginkan oleh setiap orang tua yang masih memilki akal sehat dan kehormatan, sebab akan mencoreng arang di muka mereka.
10. Banyaknya kasus perceraian di masyarakat akan menghalangi banyak pemuda dan pemudi untuk menikah, karena ketakutan mereka terhadap kegagalan dan prahara dalam berumah tangga, yang akhirnya melahirkan sikap traumatis. Tentu hal ini akan mendatangkan bahaya besar bagi masyarakat ketika mereka (para pemuda) terpaksa menyalurkan kebutuhan biologisnya kepada hal-hal yang diharamkan syariat, semisal seks bebas, homoseks, lesbi dan penyimpangan seks lainnya.

Dampak Perceraian Bagi Anak
Banyak sekali dampak negatif perceraian yang bisa muncul pada anak. “Marah pada diri sendiri, marah pada lingkungan, jadi pembangkang, enggak sabaran, impulsif,”. Bisa jadi, anak akan merasa bersalah (guilty feeling) dan menganggap dirinyalah biang keladi atau penyebab perceraian orangtuanya. Dampak lain adalah anak jadi apatis, menarik diri, atau sebaliknya, mungkin kelihatan tidak terpengaruh oleh perceraian orangtuanya. “Orangtua harus harus hati-hati melihat, apakah ini memang reaksi yang wajar, karena dia sudah secara matang bisa menerima hal itu, atau hanya pura-pura.” Anak juga bisa jadi tidak pe-de dan takut menjalin kedekatan (intimacy) dengan lawan jenis. “Ke depannya, setelah dewasa, anak cenderung enggak berani untuk commit pada suatu hubungan. Pacaran-putus, pacaran-putus.” Self esteem anak juga bisa turun. “Jika self esteem-nya jadi sangat rendah dan rasa bersalahnya sangat besar, anak bisa jadi akan dendam pada orangtuanya, terlibat drugs dan alkohol, dan yang ekstrem, muncul pikiran untuk bunuh diri. Apalagi jika anak sudah besar dan punya keinginan untuk menyelamatkan perkawinan orangtuanya, tapi tidak berhasil. Ia akan merasa sangat menyesal, merasakan bahwa omongannya tak digubris, merasa diabaikan, dan merasa bukan bagian penting dari kehidupan orangtuanya.” Perasaan marah dan kecewa pada orangtua merupakan sesuatu yang wajar, “Ini adalah proses dari apa yang sesungguhnya ada di hati anak. Jadi, biarkan anak marah, daripada memendam kemarahan dan kemudian mengekspresikannya ke tempat yang salah,”Dan memang, tidak diragukan lagi bahwa perceraian memang memiliki dampak negatif yang sangat serius terhadap kehidupan seseorang, juga masyarakat secara umum, yang diantaranya:
1.Hilangnya kesempatan bagi suami istri untuk berbuat ihsan dalam bersabar menghadapi beragam masalah rumah tangga yang akan rnmendatangkan kebaikan di dunia dan akhirat.
2.Hancurnya mahligai rumah tangga yang telah dibangun suami dan terpecah belahnya anggota keluarga. Ibarat seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali.
3.Berbagai perasaan cemas dan takut yang muncul menimpa suami manakala berkeinginan untuk menikah lagi. Bahkan, tidak mustahil dia akan merasa kesulitan mengumpulkan modal untuk menikah. Tidak jarang pula para orang tua merasa khawatir untuk menikahkan putri mereka dengannya setelah perceraiannya dengan istri pertama. Hingga akhirnya dia tetap membujang selamanya.
4.Kembalinya para wanita yang telah dicerai ke rumah orang tua atau wali mereka; bahkan ke rumah orang lain. Hal ini tentu akan menjadi beban mental bagi mereka maupun para wali. Sebab, menetap di rumah orang tua maupun para wali setelah diceraikan suami, tidak sama dengan ketika masih gadis sebelum menikah. Ini adalah satu hal rnyang sangat dipahami wanita.
5.Sangat sedikit kemungkinan bagi para lelaki untuk menikahi wanita yang telah menjadi janda setelah diceraikan suaminya. Tidak mustahil, setelah bercerai, sang wanita tetap menjadi janda, tidak bersuami. Tentu hal ini mendatangkan berbagai kerusakan dan tekanan batin bagi wanita tersebut sepanjang hayatnya.
6.Jika ternyata wanita yang diceraikan memiliki anak, maka persoalan menjadi semakin runyam. Sebab, tidak jarang anak-anaknya yang tinggal bersama di rumah para wali wanita akan mengalami berbagai macam permasalahan dalam berinteraksi dengan anak-anak kerabat atau wali wanita tersebut.
7.Tidak jarang sang ayah mengambil anak dari ibunya dengan paksa, hingga ibu tidak pernah lagi dapat melihatnya; apalagi jika bapak dari anak-anak ini bertemperamen keras, pasti berpisah dengan anaknya akan sangat menyakitkan hatinya.
8.Kurangnya perhatian orang tua (tunggal) tentu akan mempengaruhi perkembangan jiwa anak. Merasa kasih sayang orang tua yang didapatkan tidak utuh, anak akan mencari perhatian dari orang lain atau bahkan ada yang merasa malu, minder, dan tertekan. Anak-anak tersebut umumnya mencari pelarian dan tidak jarang yang akhirnya terjerat dengan pergaulan bebas.anyak negara yang memiliki hukum dan aturan tentang perceraian, dan pasangan itu dapat diminta maju ke pengadilan.
 

STRESS

Apakah Stres Itu?
Stres dapat berarti suatu hal yang menekan kita. Stres juga dapat diartikan sebagai reaksi tubuh kepada lingkungan melalui meningkatnya tekanan internal tubuh dan tegangan antara otot tubuh. Stres yang terjadi dalam durasi yang lama dapat mendatangkan penyakit dalam tubuh. Selain penyakit, stres juga dapat mencuri kebahagiaan yang Anda miliki dalam hidup ini. Apabila Anda menjalani hidup dengan ketidakbahagiaan, tentunya hidup akan terasa lebih sulit.
Stress adalah suatu kondisi kejiwaan dimana penderitanya merasa tidak dapat mengontrol keadaan dimana mereka berada, dan merasa selalu dalam tekanan, bisa saja karena tekanan kesibukan di tempat kerja, ekonomi, rumah tangga dan lain-lain.
Stress dapat menyebabkan antara lain :
1. Sakit Kepala, sakit perut.
2. Menjadi cemas dan jenuh sepanjang waktu.
3. Menutup diri dan agresif.
4. Kehilangan nafsu makan, makan tidak teratur.
5. Jantung berdetak lebih cepat.
6. Ketegangan pada otot.
7. Merasa lelah dan tidak bersemangat.
8. Susah tidur (insomnia).
9. Migrain.
10. Tumbuh bisul-bisul.
11. Kulit kusam.
12. Gatal-gatal.
Cara Penanggulangan :
Untuk dapat menanggulangi stress ini, kita perlu mengetahui apa penyebab stress ini, bisa dengan introspeksi diri terutama jujur pada diri sendiri, beban jiwa apa yang sedang membelenggu kita saat ini.
Ada 10 cara menanggulangi stress sebelum terlanjur parah, yaitu :
1.Bicarakan Masalah anda.
Jangan simpan kesedihan/persoalan anda sendirian. Carilah teman bicara yang baik dan bicarakan problem yang menekan anda untuk sharing solusinya.
2.Sediakan waktu untuk diri anda sendiri.
Lakukan apapun hobby yang bisa emmbuat anda senang sekaligus santai. Ini akan membantu anda untuk mengendurkan urat syaraf yang tegang.
3.Belajar untuk menyukai diri sendiri.
Jangan risaukan penampilan anda, juga jangan 'menilai' diri sendiri dengan keras. Kesalahan2 di masa lalu tidak seburuk yang anda bayangkan, setidaknya kita bisa belajar dari kesalahan di masa lalu.
4.Aturlah waktu dengan baik.
Dengan mengatur waktu secara baik, anda bisa lebih tenang dan teratur melewati hidup ini.
5.Belajar berpikir positif dan berkepala dingin saat menghadapi masalah.
Ana perlu belajar untuk melihat hidup ini dari sisi positif, jadi jangan cepat panik/putus asa kalau ada masalah, tariklah nafas dalam-dalam dan katakan pada diri sendiri bahwa anda bisa mengatasinya.

6.Membantu orang lain.
Dengan membantu orang lain, anda akan mengalami pertumbuhan rohani sekaligus membantu anda melihat bahwa bukan anda sendirian yang mempunyai masalah di dunia ini. Membantu mereka adalah juga membantu anda untuk berhenti mengasihani diri sendiri secara terus menerus.
7.Jaga kesehatan anda dengan olahraga teratur.
Kesehatan jasmani sangat diperlukan dalam hal penanggulangan stress.
8.Pelajari teknik-teknik relaksasi.
Teknik tarik nafas yang dalam, meditasi, pijit dan relaksasi otot membantu penyembuhan stress.
9.Realistis terhadap keadaan.
Pilihlah sekolah atau pekerjaan berdasarkan bakat dan ketertarikan anda, jangan paksakan diri anda hanya demi gengsi.
10.Bangunlah keluarga yang bahagia.
Keluarga merupakan sarana paling ampuh dalam penanggulangan stress, ingatlah bahwa anda selalu dikelilingi oleh orang-orang yang mencintai dan membutuhkan anda.

Selasa, 15 Desember 2009

PENYEBAB MASALAH ANAK MENCURI

Sebab dasar dari sifat mencuri adalah karena kejatuhan manusia ke dalam dosa sehingga mengakibatkan manusia sejak kecil cenderung berbuat dosa. Dari fakta ini dapat ditemukan beberapa unsur sebagai berikut:
1. Adanya keinginan untuk memiliki.
Karena keinginan untuk memiliki begitu menggoda, maka anak melakukan pencurian. Keinginan ini dapat timbul karena anak sering kurang mampu menguasai diri. Ini biasa terjadi bila anak terlalu dilindungi. Anak akan lebih sering lagi mencuri bila orang tua tidak menyelidiki mengapa barang atau uang dalam rumah sering hilang, atau ibu tahu anak telah mengambil barang di toko, lalu dibayarkan secara diam-diam. Dengan demikian anak semakin terjerumus ke dalam kebiasaan yang buruk. Penyebab lain bisa karena anak lahir dari keluarga miskin. Kemiskinan telah merisaukan dirinya. Apa yang menjadi kebutuhannya tidak dapat terpenuhi, selain dengan mencuri.
2. Tidak ada pendidikan moral dalam keluarga.
Dalam keluarga harus ada pendidikan moral yang benar. Sekalipun pada hal-hal yang kecil, namun bila disertai dengan ketamakan akan merangsang anak untuk mencuri, baik itu mencuri bunga, buah, alat-alat atau barang-barang milik orang lain. Tidak adanya pendidikan moral dalam keluarga akan mudah menjadikan anak-anak mempunyai kebiasaan mancuri.
3. Sekadar menarik perhatian.
Ada anak yang mencuri karena ingin menarik perhatian orang tua atau gurunya. Apabila ia tidak dapat memperoleh perhatian dengan cara yang benar, maka ia melakukannya dengan cara mencuri untuk memperoleh perhatian itu. Upaya menarik perhatian itu meskipun negatif, bahkan mungkin ia dimarahi atau dihukum, tetapi konsekuensi itu lebih baik daripada tidak diperhatikan. Tindakan pencurian ini lebih karena unsur kekurangan moral ketimbangan masalah kejiwaan.
4. Mengharapkan untuk diterima.
Kadangkala ada anak yang memiliki perasaan rendah diri, tetapi sangat berharap untuk dapat diterima, namun tidak ada bakat yang menonjol atau paras muka yang cakap yang dapat dijadikan alasan untuk diterima. Oleh karena itu supaya dapat diterima sebagai teman, ia lalu mencuri uang dan dengan uang curian, ia mengundang makan dan memegahkan diri di hadapan teman-temannya.
5. Terperangkap oleh jiwa yang memberontak.
Anak merasa tidak puas setelah ditegur dan dihukum oleh orang tua atau guru, lalu mencuri untuk melawan. Ada juga anak yang karena merasa ayah dan ibunya lebih mencintai saudara yang lain, ia mencuri untuk melawan.
6. Ingin menonjolkan rasa kebersatuan.
Karena ingin menonjolkan rasa kebersatuan yang tinggi, seorang anak melakukan pencurian bersama-sama dalam satu kelompok. Dalam kelompok itu, mereka merasakan adanya suasana kebersamaan dan juga timbulnya rasa kebanggaan terhadap kepahlawanan seseorang sehingga mencuri dianggap sebagai terobosan untuk menikmati kebahagiaan.
7. Gejala penyakit.
Mencuri merupakan gejala penyakit. Ini mungkin terjadi karena konflik dalam jiwanya sehingga mengalami karakter yang terbagi dan perilakunya berbeda dengan biasanya.

Apa yang harus saya lakukan?

Ketika anak tertangkap basah mencuri, reaksi orang tua mesti dikontrol. Itu bergantung pada apakah kejadian itu pertama kali atau memang sudah ada pola perilaku mencuri sebelumnya

Dengan anak yang berusia masih sangat muda, orang tua mesti membantu memberi pemahaman, mencuri adalah salah. Mencuri adalah mengambil barang tanpa ijin atau membayar, itu akan melukai orang lain.

Jika anak prasekolah mengambil permen, misal, orang tua dapat mengajarkan dengan membantu si anak mengembalikan permen tersebut. Jika anak telah memakan barang curian, orang tua semestinya membawa anak kembali ke toko untuk meminta maaf dan membayar barang tersebut.

Bahkan untuk anak usia sekolah, masih sangat penting untuk membiasakan mengembalikan barang yang dicuri. Memang anak kelas satu atau dua seharusnya sudah paham mencuri adalah salah. Namun mereka mungkin masih membutuhkan pemahaman atas konsekuensi perilaku mereka.

Berikut adalah contoh; Jika seorang anak pulang dengan gelang seorang teman dan cukup jelas jika anak mengambil tanpa permisi, orang tua harus menegur dan tak lupa menekankan, bagaimana rasanya bila seorang mengambil barang si anak tanpa bilang dulu. Orang tua harus mendorong anak untuk menghubungi teman dan minta maaf, menjelaskan apa yang terjadi dan berjanji akan mengembalikan segera.

Ketika pencurian dilakukan anak remaja, dianjurkan orang tua memberi konsekuensi lebih keras. Misal, ketika anak remaja anda tertangkap mengutil, orang tua dapat membawa anak kembali ke toko, bertemu ke bagian keamanan, menjelaskan dan meminta maaf atas apa yang terjadi.

Perasaan malu menghadapi apa yang telah ia perbuat dengan mengembalikan barang curian bisa menjadi pelajaran menetap yang berharga, mengapa mencuri itu salah. Hukuman lebih lanjut, seperti hukuman fisik, tak perlu dilakukan. Itu hanya akan membuat anak marah dan cenderung melakukan hal-hal lebih buruk.

Anak-anak di setiap usia perlu tahu, mengutil bukan sekedar mengambil barang dari toko, itu sama dengan mengambil uang dari orang yang menjalankan bisnis tersebut. Plus, mengutil membuat harga semakin mahal bagi konsumen tertentu.

Mereka harus paham, mencuri adalah kriminal dan dapat mengarah pada konsekuensi lebih jauh dari sekedar tak boleh keluar rumah. Ada hukuman lebih berat, penampungan anak nakal, bahkan penjara.

Bila mencuri dilakukan anak pada properti orang tua, anak pun harus tetap diberi hukuman. Misal, beri tawaran membayar kembali uang dengan melakukan pekerjaan rumah tangga ekstra. Itu sangat penting. Hanya saja, sebaiknya orang tua tidak meninggalkan uang di tempat terbuka yang gampang dijangkau anak, apalagi untuk menjebak mereka. Itu hanya akan memperparah hubungan saling percaya antar orang tua dan anak.

Seks Bebas, Narkoba Dan HIV/AIDS

Menurut dr Boyke Dian Nugroho, SpOG MARS jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia saat ini mencapai 500-600 ribu orang dimana 40% diantaranya remaja berusia 15-10 tahun. Ada dua penyebab utama terjadinya percepatan penularan HIV/AIDS yaitu perilaku seks bebas (30%) dan peredaran narkoba terutama yang menggunakan jarum suntik (50%). Dengan demikian Indonesia memungkinkan jadi episentrum HIV/AIDS. Di Malang raya sendiri hingga menjelang Desember 2007, tercatat 17 dari 65 penderita HIV/AIDS meninggal dunia. Menurut ketua Sekretaris tetap Komisi Pemberantasan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Malang, sejak ditemukannya kasus AIDS pada tahun 1991 tercatat secara kumulatif mencapai 221 orang dan 61 diantaranya meninggal dunia.
Menyimak perkembangan dan peredaran narkotika, psikotropika dan bahan-bahan aktif lainnya, Badan Narkotika Nasional mengatakan tahun 2003 hampir 10 juta telah menjadi korban barang haram ini. Kenapa dampak terbesar terjadi pada remaja?. Hal ini tidak terlepas dari secara kejiwaan remaja memang mengalami fase ketidakstabilan emosional. Sifat agresifitas yang tinggi, seringnya mengambil tindakan cepat tanpa pertimbangan matang ikut menunjang mudahnya remaja terjerumus pada lingkungan negatif. Ketika remaja menghadapi realitas hidup sering mengalami kebingungan akibat kelemahan prinsip hidup dan keterbatasan bekal hidup yang dimiliki. Kondisi lingkungan keluarga dan masyarakat yang maladaptif menjadikan remaja lebih aman bersama teman-temannya dan tinggal di luar rumah dari pada bercengkrama dengan keluarga di rumah. Lingkungan negatif inilah yang rentan membawa remaja kepada pergaulan bebas , seks bebas , narkoba, dan tertularnya penyakit HIV/AIDS.
Orangtua mana yang tak bergidik mengetahui data tentang perilaku seks bebas remaja Indonesia masa kini dibawah ini. Seks bebas sungguh telah menjadi hal biasa! Bagaimana cara menangkalnya? Penelitian di pelbagai negara menemukan bahwa anak remaja akan terhindar dari keterlibatan dengan seks bebas, jika mereka dapat membicarakan masalah seks dengan orang tuan. Artinya, orang tua harus menjadi pendidik seksualitas bagi anak-anaknya! Telah siapkah kita, para orangtua menjadi pendidik seksualitas bagi anak-anak kita? Bagaimana meluweskan lidah kita agar tak kelu ketika harus bicara saru dengan anak-anak kita?

SEKS BEBAS
Timbulnya Seks Bebas merupakan salah satu dampak negatif dari:
- Kurangnya pendidikan Seks pada anak-anak
- Penyebaran film-film porno yang makin merajalela, yang hingga kini sudah merambah dalam “genggaman tangan’ (Handphone).
Dampak negatif lainnya seperti pelecehan seksual, perilaku seks menyimpang, penyebaran HIV/AIDS.
Akibat perilaku Seks Bebas
- Hamil diluar nikah dan tingginya angka pengguguran kandungan.
- Penyakit Menular Seksual misalnya Siphilis, Gonorrhea, AIDS dan sebagainya.

HIV dan AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat didalam cairan tubuh seseorang yang telah terinfeksi seperti didalam darah, air mani atau cairan vagina. Penderita HIV, Walaupun tampak sehat, mereka dapat menularkan HIV pada orang lain melalui hubungan seks yang tidak aman, transfusi darah atau pemakaian jarum suntik secara bergantian.
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan berbagai gejala menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular oleh berbagai macam penyakit, karena sistem kekebalan didalam tubuhnya telah menurun.
Sampai sekarang belum ada obat yang dapat menyembuhkan AIDS.

HIV dapat ditularkan melalui:
1. Seks (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindung dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
2. Jarum suntik yang dipakai secara bergantian.
3. Tranfusi Darah yang mengandung HIV.
4. Ibu hamil mengidap HIV kepada bayi yang dikandungnya.
HIV tidak ditularkan melalui jabatan tangan, sentuhan, ciuman, pelukan, menggunakan peralatan makan/minum, gigitan nyamuk, memakai jamban yang sama atau tinggal serumah.
Orang yang terinfeksi oleh HIV dalam waktu 5 sampai 10 tahun tidak menimbulkan gejala-gejala khusus. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala seperti berikut :
- Kehilangan berat badan secara drastis.
- Diare yang berkelanjutan.
- Pembengkakan pada leher dan/atau ketiak.
- Batuk terus menerus.

Komplikasi AIDS
Mudah terkena infeksi/ sakit, misalnya:
- TBC.
- Jamur: Candidosis.
- Virus Citomegalo virus (CMV), Hepatitis, Herpes, HPV (Human papillomavirus).
- Parasit: Toxoplasma.
- Kanker.

DAMPAK DARI MEMAKAY NARKOBA
Secara umum, efek obat-obat narkotik/opioid antara lain ;
1. Menurunkan rasa nyeri.
2. Ngantuk.
3. Menghilangkan konflik dan kecemasan.
4. Meningkatkan suasana hati: gembira, santai, menyenangkan (efek euforia).
5. Menghambat pusat respirasi dan batuk (efek depresi napas dan antitusif).
6. Menimbulkan mual-muntah (efek emetik), tapi pada akhirnya menghambamuntah
7. Penyempitan pupil mata (efek miotik).
8. Menunjukkan perkembangan toleransi dan ketergantungan dengan pemberian dosis yang berkepanjangan.

Efek Samping
Efek ini umumnya terjadi beberapa saat setelah digunakan, pada sistema pernafasan berupa depresi pernafasan, yang sering fatal dan menyebabkan kematian. Penyempitan saluran pernafasan, oleh karena itu akan memperparah penderita asma. Sedangkan pada sistema urinarius, morfin dapat menyebabkan kesulitan kencing.
Penyalahgunaan.
Penyalahgunaan narkotika merupakan suatu pola penggunaan zat yang bersifat patologik paling sedikit satu bulan lamanya. berbagai gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat dikelompokkan dalam berbagai keadaan klinis, seperti intoksikasi akut, sindroma ketergantungan, sindroma putus obat, dan gangguan mental serta perilaku lainnya.
Sindroma putus obat adalah sekumpulan gejala klinis yang terjadi sebagai akibat menghentikan zat atau mengurangi dosis obat yang persisten digunakan sebelumnya. Di kalangan pemakai biasa dinamakan “sakau”, dan untuk mengatasinya pecandu berusaha mendapatkan obat walaupun dengan cara merugikan orang lain seperti melakukan tindakan kriminal.
Mengenali Gejala kelebihan dosis :
Pupil mata sangat kecil (pinpoint), pernafasan satu- satu dan coma (tiga gejala klasik). Bila sangat hebat, dapat terjadi pelebaran pupil. Sering disertai juga nausea (mual). Kadang-kadang timbul edema paru (paru-paru basah).
Gejala–gejala Putus obat :
Nyeri otot dan tulang, nyeri kepala, sulit tidur (insomnia). Bila pemakaian dosis sangat banyak (Overdosis) dapat terjadi kejang dan koma, keluar airmata terus menerus (lakrimasi), keluar air dari hidung (rhinorhea), berkeringat banyak, pupil dilatasi, tekanan darah meninggi, nadi bertambah cepat, suhu tubuh naik tinggi, gelisah dan cemas, gemetar, kadang-kadang muncul gangguan mental.
Bentuk sediaan NAPZA:
1. Bubuk atau serbuk putih dan mudah larut dalam air.
2. Cairan putih disimpan dalam ampul atau botol, pemakaiannya dengan jalan menyuntik.
3. Batangan, bentuk balok-balok kecil dengan ukuran dan warna yang berbeda-beda.
4. Tablet kecil putih.